Keunikan Batu Satam Belitung
![]() |
Batu Satam |
Mereka
pun menemukannya secara tak sengaja, terbawa oleh pipa pompa
penghisap air yang diarahkan ke sakan yaitu tempat untuk memisahkan
pasir dan timah. Istilah
satam diambil dari bahasa warga keturunan Cina yang berada di Pulau
Belitung. SA yang artinya pasir, sedangkan TAM artinya empedu. Jadi
satam berarti empedu pasir. Sementara warga pribumi Belitung sendiri
mengartikan satam adalah Batu hitam. Namun
berdasarkan keterangan dari buku De Ontwikkling Van Het Eiland
Billiton-Maatschappij karangan Door J.C. Mollema yang diterbitkan S.
Gravenhage, Martinus Nijhoff 1992, menuliskan seorang berkebangsaan
Belanda yang bernama Ir. N Wing Easton dari Akademi Amesterdam di
Belanda menamakan bebatuan meteor ini dengan istilah Billitonite yang
artinya batu dari Pulau Belitung.
Di
kalangan masyarakat Belitung sendiri, batu satam ini dipercaya
mempunyai kekuatan magis sebagai penangkal penolak racun dan unsur
makhluk-gaib. Namun bagi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Timah ini,
selalu menyempatkan diri membeli batu satam ini sebagai cendramata khas
Pulau Belitung, yang dijadikan kalung, giwang, bros, cincin, tasbih,
tongkat komando dan sebagainya, yang dikenal dengan istilah Kerajinan
Satam.
Salah
seorang perajinan batu satam itu adalah Firman Zulkarnain, yang biasa
dipanggil Firman Satam. Pria kelahiran Pulau Belitung yang tinggal di
Desa Pangkalalang Tanjungpandan ini, telah menekuni usaha kerajinan
batu satam selama 19 tahun.
Bahkan
dengan kerajinan batu satamnya, Firman berhasil membawa nama Pulau
Belitung ke ajang pameran-pamera nasional maupun internasional.
Berbagai penghargaan juga telah diterimanya. Salah satunya adalah Asean
Development Citra Award 2007-2008, yang dianugerahi oleh Asean
programme Consultant Indonesia Consortium. Meski
tanpa dukungan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung, Firman
tetap mempromosikan souvenir khas dari kelahirannya itu, seperti di
Jakarta Fair 2008. Menurut Firman, para pengunjung sangat antusias
untuk membeli ataupun sekedar melihat-lihat kerajinan satam yang dijual
mulai dari harga 100 ribu sampai satu juta rupiah (harga promo tersebut hanya saat pameran).
Sayangnya, oleh orang-orang tak bertanggung jawab, banyak banyak
dijual batu satam yang palsu, demi mendapatkan keuntungan semata. Untuk
mengetahui satam yang asli, letakkan telapak tangan Anda diatas
satam, jika terasa ada medan energi, itulah Satam yang asli.
kutip by : stihyapertiba.ac.id
Tidak ada komentar
Posting Komentar