Hadiah Kecil Untuk Bu Ida
Di sebuah
kota dekat lereng pegunungan, tinggallah seorang gadis bernama Rochida,
atau biasa dipanggil Ibu Ida oleh murid-muridnya karena dia memang
seorang guru taman kanak-kanak. Hari itu adalah hari terakhir anak-anak
TK sebelum mereka lulus sekolah, dan sudah menjadi sebuah tradisi
seorang guru TK akan menerima hadiah perpisahan dari murid-muridnya.
Ibu Ida datang pagi sekali, hatinya
sangat senang membayangkan hadiah yang akan diterima. Begitu bel sekolah
berbunyi, anak-anak masuk ke kelas dan mereka semua sudah membawa
bungkusan hadiah yang akan diberikan kepada gurunya. Tibalah waktunya
untuk memberikan hadiah, pertama adalah anak pemilik toko bunga bernama
Edi memberinya hadiah. Ibu Ida menggoyangkan kado bungkusan itu,
memegangnya di atas kepala, dan berkata, “Aku tahu apa isinya.......
beberapa kuntum bunga kan.....?”
“Iya benar Bu...” anak itu menjawab, “Tapi bagaimana Ibu tahu?”
“Ha ha ha... bapak kamu kan penjual bunga....terima kasih” katanya.
Giliran berikutnya adalah Ani putri
pemilik toko permen. Seperti tadi Ibu Ida memegang bungkusan hadiah
itu, menggoyangnya, dan berkata, “Aku juga tahu bungkusan ini apa
isinya, pasti sebuah kotak permen?”
“Iya bener itu Bu, tapi bagaimana Ibu tahu?” tanya Ani itu.
“Ha ha ha... orang tuamu kan penjual permen, jadi Ibu tau apa isi bungkusan ini. Terima kasih” jawab Ibu Ida.
Hadiah berikutnya adalah dari Roni,
seorang anak pemilik toko minuman. Roni memang terkenal sangat bandel
dan susah diatur, begitu tiba gilirannya untuk memberikan hadiah, Roni
langsung berlari ke depan dan memberikan paket hadiah yang sudah
terbungkus rapi itu kepada gurunya. Ibu Ida kemudian memegang bungkusan hadiah itu, tapi bungkusan itu bocor. Dia menyentuh setetes kebocoran itu dengan jarinya dan menyentuh ke lidahnya.
“Terima kasih nak, apakah ini sirup lemon?” ia bertanya. “Bukan Bu....,” jawab Roni dengan gembira.
Ibu Ida mengulanginya, mengambil cairan dari kado yang bocor itu ke lidahnya.
“Apakah ini sirup anggur?” ia bertanya.
“Bukan juga,” jawab Roni dengan tetap tersenyum lebih lebar.
Ibu Ida mencicipi lagi sebelum menyatakan, “Ya sudah, Ibu menyerah, apa ini Ron?”
Kemudian Roni dengan semangat menjawab, “Itu anak kucing Bu...!”
Ibu Ida : ".............. hueekss.....hueeeksssss"
Emmm....lumayanlah untuk dibaca, Salam...salam.....
Tidak ada komentar
Posting Komentar